Profil Desa Ujungmanik
Ketahui informasi secara rinci Desa Ujungmanik mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Ujungmanik, Kawunganten, Cilacap. Analisis mendalam tentang desa agraris yang tangguh di tepian Laguna Segara Anakan, inovasi pertanian padi tahan garam (biosalin) sebagai respons atas tantangan banjir rob, dan denyut kehidupan sosial-keagamaa
-
Benteng Agraris di Tepian Laguna
Ujungmanik merupakan desa pertanian vital dengan luas sawah mencapai 195 hektare, namun menghadapi tantangan unik berupa intrusi air asin dan banjir rob dari Laguna Segara Anakan.
-
Inovasi Pertanian sebagai Kunci Sintasan
Sebagai jawaban atas ancaman salinitas, petani Ujungmanik berhasil menguji coba dan mengembangkan padi varietas biosalin 2, sebuah lompatan teknologi yang menjanjikan ketahanan pangan di lahan suboptimal.
-
Modal Sosial dan Religius yang Kuat
Kehidupan masyarakat ditopang oleh ikatan sosial yang erat dan kegiatan keagamaan yang kental, terbukti dari acara komunal besar seperti Haul KH. Bustomil Karim yang mendorong pembangunan infrastruktur lokal.

Desa Ujungmanik, sebuah wilayah administrasi di Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, menyajikan potret sebuah komunitas yang hidup dalam harmoni sekaligus pertarungan konstan dengan alam. Sebagai desa agraris yang subur, Ujungmanik memegang peran penting dalam struktur ekonomi lokal, namun posisinya yang berbatasan langsung dengan ekosistem unik Laguna Segara Anakan memberikan tantangan sekaligus identitas yang khas. Profil Desa Ujungmanik ialah narasi tentang ketangguhan, di mana denyut kehidupan pertanian harus beradaptasi dengan ancaman intrusi air asin (banjir rob) dan melahirkan inovasi sebagai kunci untuk bertahan hidup dan sejahtera.
Dengan fondasi sosial-keagamaan yang kuat dan semangat untuk maju, masyarakat Desa Ujungmanik tidak hanya pasrah pada keadaan. Mereka, bersama pemerintah dan berbagai pihak, secara aktif mencari solusi, salah satunya melalui pengembangan varietas padi tahan garam. Kisah Ujungmanik menjadi contoh nyata bagaimana sebuah desa di pesisir selatan Jawa Tengah berjuang mengamankan masa depan pangannya seraya menjaga warisan budaya dan kearifan lokal yang telah mengakar selama ratusan tahun.
Sejarah, Geografis, dan Demografi
Meskipun tidak tercatat secara rinci dalam babad klasik, jejak sejarah Ujungmanik memiliki kaitan erat dengan perkembangan komunitas Islam Aboge di wilayah tersebut. Beberapa sumber menyebutkan bahwa komunitas ini pada awalnya dibentuk oleh tokoh-tokoh seperti Kyai Nurkasim dan Haji Husein. Keberadaan komunitas ini, yang sempat terpecah pada masa kolonial, menandakan bahwa Ujungmanik telah menjadi sebuah pemukiman dengan tatanan sosial dan keagamaan yang mapan sejak lama.
Secara geografis, Desa Ujungmanik menempati lahan seluas 384,29 hektare. Dari total luas tersebut, sebagian besar merupakan lahan produktif dengan area persawahan mencapai 195,69 hektare dan tegalan seluas 75,60 hektare. Lokasinya di dataran rendah yang berdekatan langsung dengan Laguna Segara Anakan menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, ia mendapatkan berkah kesuburan tanah, namun di sisi lain, ia menjadi sangat rentan terhadap dinamika air pasang dari laguna dan laut selatan.
Berdasarkan data "Kecamatan Kawunganten Dalam Angka 2018" yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Desa Ujungmanik tercatat memiliki jumlah penduduk yang cukup padat, yakni mencapai 9.479 jiwa pada tahun 2017. Populasi ini terdiri dari 4.792 penduduk laki-laki dan 4.687 penduduk perempuan. Angka ini menempatkan Ujungmanik sebagai salah satu desa dengan populasi terbesar di kecamatannya, yang menunjukkan perannya sebagai pusat demografis dan aktivitas masyarakat yang signifikan.
Tantangan Utama: Hidup di Bawah Ancaman Banjir Rob
Ancaman terbesar bagi keberlangsungan hidup dan perekonomian di Ujungmanik ialah banjir rob. Peristiwa ini bukan sekadar genangan air biasa, melainkan intrusi air asin dari Laguna Segara Anakan yang dapat merusak lahan pertanian secara permanen. Salah satu peristiwa terparah terjadi pada Mei 2020, ketika tanggul penahan air di perbatasan laguna jebol akibat air pasang.
Sugeng Budiyatno, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Desa Ujungmanik, melaporkan bahwa tanggul yang jebol menyebabkan banjir setinggi 30-40 cm di Dusun Banjursari RT 04 RW 02, merendam sedikitnya 40 rumah warga. Dampak yang lebih merusak terjadi pada sektor pertanian. "Banjir air asin tersebut juga menggenangi tanaman padi siap panen seluas 25 hektare dengan tinggi genangan berkisar 60-70 centimeter,"
Inovasi Pertanian: Padi Biosalin sebagai Jawaban
Menghadapi tantangan salinitas yang nyata, masyarakat Desa Ujungmanik tidak tinggal diam. Sebuah terobosan signifikan hadir melalui program uji coba penanaman padi varietas unggul "biosalin 2" yang tahan terhadap kadar garam tinggi. Pada April 2025, program kolaboratif yang didukung oleh PT Semen Indonesia Group (SIG) melalui anak usahanya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), menunjukkan hasil yang sangat memuaskan.
Program ini melibatkan 10 petani lokal yang menanam bibit di lahan seluas 1.500 meter persegi. Hasilnya terbukti menggembirakan dan memberikan harapan baru. Darman, salah seorang petani yang terlibat dalam program tersebut, mengungkapkan optimismenya. "Kami sering menghadapi kendala lahan asin dan kekeringan yang diakibatkan oleh salinitas tinggi. Dengan adanya padi ini, kami optimistis hasil panen akan lebih baik. Terima kasih SBI dan SIG yang telah peduli dan bersedia membantu kami," kata
Keberhasilan panen padi biosalin ini lebih dari sekadar solusi teknis; ia merupakan simbol kebangkitan dan adaptasi. Inisiatif ini menunjukkan kemampuan desa untuk berkolaborasi dengan sektor swasta dan pemerintah daerah dalam menerapkan teknologi tepat guna demi ketahanan pangan. Pemerintah Kabupaten Cilacap pun menyambut baik keberhasilan ini dan berencana mereplikasinya di wilayah lain yang memiliki tantangan serupa.
Denyut Ekonomi dan Potensi Lokal
Tulang punggung ekonomi Desa Ujungmanik adalah sektor pertanian. Dengan ratusan hektare sawah yang terhampar, mayoritas penduduk menggantungkan hidupnya sebagai petani padi. Selain itu, sejalan dengan semangat inovasi, sebagian petani juga mulai memanfaatkan lahan Perhutani di sekitar desa untuk menanam komoditas bernilai ekonomi tinggi seperti cabai. Inisiatif ini menunjukkan diversifikasi usaha tani untuk meningkatkan pendapatan.
Potensi lain yang tercatat di tingkat kabupaten ialah pengembangan gula kelapa. Meskipun belum menjadi industri besar di Ujungmanik, keberadaan pohon kelapa yang melimpah membuka peluang bagi warga untuk mengembangkan UMKM di bidang ini. Pengelolaan dana desa yang, menurut situs web resmi desa, diprioritaskan untuk infrastruktur dan perekonomian warga, menjadi modal penting untuk mendorong potensi-potensi ini. Pembangunan jalan-jalan usaha tani dan akses menuju pusat ekonomi menjadi kunci untuk meningkatkan nilai jual produk-produk dari Ujungmanik.
Pemerintahan Desa dan Modal Sosial yang Kuat
Pemerintahan Desa Ujungmanik menunjukkan peran aktif dalam memfasilitasi pembangunan dan melayani masyarakat. Komitmen pada pemanfaatan teknologi informasi terlihat dari adanya situs web desa sebagai media komunikasi dan transparansi. Lebih dari itu, kekuatan utama desa ini terletak pada modal sosial dan religiusnya yang sangat kuat.
Hal ini tercermin dari kemampuan masyarakat untuk menyelenggarakan acara-acara besar yang bersifat komunal, seperti acara Haul (peringatan wafatnya ulama) KH. Bustomil Karim. Acara ini tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga menjadi motor penggerak pembangunan. Untuk menunjang kelancaran acara tersebut, pemerintah desa memprioritaskan pembangunan dan perbaikan jalan menuju lokasi, yang manfaatnya dirasakan oleh seluruh warga dalam aktivitas sehari-hari.
Kegiatan lain seperti pelepasan calon jemaah haji oleh kepala desa juga menunjukkan eratnya hubungan antara aparat pemerintah dan kehidupan spiritual masyarakat. Semangat gotong royong, terutama dalam menghadapi bencana seperti banjir rob, menjadi perekat sosial yang membuat masyarakat mampu bertahan dan bangkit kembali dari kesulitan.
Arah Pembangunan dan Masa Depan
Masa depan Desa Ujungmanik akan sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam mengelola hubungan yang kompleks dengan ekosistem Laguna Segara Anakan dan melanjutkan tradisi inovasinya. Arah pembangunan ke depan harus berfokus pada strategi mitigasi bencana yang terintegrasi, seperti penguatan tanggul laut secara permanen dan perbaikan sistem drainase.
Di sisi lain, keberhasilan padi biosalin harus terus diperluas dan didukung dengan program pendampingan yang berkelanjutan agar teknologi ini diadopsi oleh lebih banyak petani. Diversifikasi ekonomi melalui penguatan UMKM, baik di sektor pengolahan hasil pertanian maupun kerajinan, perlu terus didorong untuk mengurangi ketergantungan pada satu sektor saja.
Dengan semangat resiliensi yang telah teruji, modal sosial yang kuat, dan keterbukaan terhadap inovasi, Desa Ujungmanik memiliki prospek cerah. Desa ini bukan lagi sekadar korban pasif dari tantangan alam, melainkan subjek aktif yang berjuang, beradaptasi, dan merintis jalan menuju masa depan yang lebih tangguh dan sejahtera.